Seismik Atribut
didefinisikan sebagai karakterisasi secara kuantitatif dan deskriptif dari data
seismik secara langsung dapat ditampilkan dalam skala yang sama dengan data
awal (Barnes, 1999). Seismik atribut adalah semua jenis data seismik yang
secara visual dapat membantu dalam meningkatkan atau melakukan kuantifikasi
fitur-fitur menarik hasil interpretasi seismik (Chopra dan Marfurt, 2007).
Dengan kata lain, seismik atribut adalah turunan atau kuantitas hasil ekstraksi
data seismik yang dapat dianalisis untuk memperkaya informasi dari data seismik
konvensional. Dalam penerapannya, atribut seismik yang cukup umum digunakan untuk interpretasi persebaran hidrokarbon adalah atribut RMS, envelope dan atribut sweetness. Ke tiga atribut seismik tersebut akan menggambarkan area - area terakumulasinya hidrokarbon.
1. Atribut RMS
Atribut amplitudo merupakan
atribut paling dasar dari jejak seismik yang diturunkan dari perhitungan statistik.
Atribut amplitudo ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi anomali amplitudo
akibat adanya hidrokarbon seperti bright spot, dim spot maupun flat
spot. Menurut Anstey (1973) dalam Sukmono (2002) arti penting dari atribut
ini adalah bahwa ia menghilangkan pengaruh distorsi dari polaritas refleksi dan
fasa wavelet dari amplitudo seismik. Hal ini mengakibatkan brightspot lebih
mudah terlihat dan juga memungkinkan perbandingan relatif antar anomali
amplitudo. RMS (Root Mean Square) adalah jenis
atribut amplitudo akar kuadrat rata-rata (Root Mean Square/ RMS).
Prinsip dasar atribut ini adalah akar kuadrat rata-rata dari kuadrat amplitudo
dalam interval waktu tertentu. Perhitungan atribut ini dilakukan dengan cara
memasukan nilai amplitudo positif dan negatif yang dikuadratkan kemudian
diakarkan, sehingga hasilnya akan menunjukkan amplitudo yang bernilai positif.
secara matematis, amplitudo RMS dapat dituliskan sebagai berikut :
N : Jumlah sampel amplitudo pada jendela analisis
a : Besar amplitudo
2. Envelope
Atribut Envelope
disebut juga sebagai Reflection strength atau disebut juga sebagai
instantaneous amplitude yang merefleksikan energi total suatu
sinyal seismik pada suatu waktu tertentu. Atribut ini merupakan akar total
enegi sinyal seismik yang terjadi pada waktu sesaat. Atribut envelope
berhubungan erat dengan nilai amplitudo. Prinsipnya, atribut ini dapat
diimajinasikan sebagai sebuah amplop (envelope) yang menyelubungi nilai besar
dan kecilnya amplitudo seismik. Bila amplitudonya tinggi, maka energi juga akan
demikian dan sebaliknya. Persamaan atribut envelope dapat ditulis sebagai
berikut:
f(t) : Trace Real
h(t) : Trace Imajiner
Atribut envelope
sensitif terhadap perubahan akustik impedansi yang secara langsung dapat
dikaitkan dengan perubahan litologi, porositas, keberadaan hidrokarbon, dan
lapisan tipis. Reflection strength yang bernilai tinggi
berasosiasi dengan perubahan litologi secara signifikan akibat adanya
ketidakselarasan atau perubahan lingkungan pengendapan. Atribut ini juga dapat
digunakan sebagai DHI yang ditandai dengan adanya kenaikan atau penurun
impedansi akustik secara signifikan. Jenis atribut ini sering disebut juga sebagai amplitudo
sesaat atau kuat refleksi (A(t)) yang berguna dalam identifikasi DHI,
menganalisis variasi lateral fluida, litologi dan stratigrafi dalam reservoar.
Kelemahan dari atribut envelope, karena merata-ratakan semua amplitudo
sehingga amplitudo kecil akan hilang dan berkurangnya resolusi vertikal.
3. Sweetness
Atribut
sweetness (amplitudo sesaat dengan akar kuadrat dari frekuensi sesaat)
didefinisikan sebagai tras envelope a (t) dibagi dengan akar dari frekuensi fa
(t) seperti pada persamaan di bawah :
a(t) : Trace envelope
fa(t) : Instantaneous Frequency
Sweetness adalah salah satu atribut
dalam seismik yang didesain untuk mengidentifikasi titik sweet spots
yang mana merupakan tempat gas dan minyak mudah ditemukan, serta untuk
meningkatkan pencitraan interval atau tubuh dari sesuatu yang berbutir kasar
(pasir). Definisi dari sweetness diambil dari sebuah hasil observasi
yang menyatakan bahwa di dalam cekungan sedimen klastik yang berusia muda, sweet
spots yang digambarkan dalam data seismik cenderung memiliki amplitudo
yang tinggi dan frekuensi yang rendah. Jadi, segara garis besar, nilai sweetness
yang tinggi mengindikasikan keberadaan minyak dan gas (Radovich dan Oliveros,
1998).
Anomali
sweetness ini berkaitan dengan anomali dari energi refleksi. Hart (2008)
dalam Koson (2014) mengusulkan bahwa atribut sweetness ini sangat
berguna untuk pendeteksi channel. Anomali-anomali dari atribut ini
terkadang berada di lokasi yang sama dengan amplitudo RMS dan atribut envelope
dikarenakan sifat-sifat fisiknya. Meskipun begitu, patahan-patahan masih sulit
diidentifikasi melalui peta horizontal. Hal ini mungkin disebabkan karena
sedikit atau bahkan tidak ada kontras pada litologi lateral (horizontal)
sepanjang patahan tersebut.
Daftar Pustaka
Hart, B. S. 2008. Channel Detection in 3D Sesmic Data Using Sweetness
: AAPG Bulletin, v.92, 733-742.
Koson, Sanhasuk, et al. 2014. Seismic Attribute and Their Application
in Seismic Geomorphology. Vol 6, No 1, 1-9. Bangkok, Thailand : Department
of Geology, Faculty of science, Chulangkorn University
Radovich, B. J., & Oliveros, R. B. (1998). 3-D sequence interpretation of seismic
instantaneous attributes from the Gorgon Field. The Leading Edge, 17(9),
1286–1293.
Sukmono, S. 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Lab. Teknik
Geofisika. Institut Teknologi Bandung: Bandung.