Sunday, 5 January 2025

Metode Seismik Refraksi: Prinsip, Teknik, dan Aplikasinya dalam Eksplorasi

Metode seismik refraksi adalah salah satu teknik geofisika yang digunakan untuk mempelajari struktur bawah permukaan bumi berdasarkan perilaku gelombang seismik yang dibiaskan melalui lapisan batuan. Metode ini sering dimanfaatkan dalam eksplorasi sumber daya alam, penelitian geoteknik, serta survei lingkungan dan infrastruktur.

Pengertian Metode Seismik Refraksi

Metode seismik refraksi adalah teknik pengukuran kecepatan gelombang seismik (P-wave dan S-wave) yang merambat melalui lapisan batuan bawah permukaan. Gelombang ini mengalami pembiasan ketika melewati batas lapisan dengan perbedaan kecepatan seismik. Data dari metode ini memberikan informasi tentang kedalaman dan sifat fisik lapisan batuan, seperti densitas, elastisitas, dan kekuatan mekanisnya.

Prinsip Kerja

Metode seismik refraksi didasarkan pada Hukum Snell, yang menyatakan bahwa gelombang seismik akan dibiaskan ketika melewati batas antara dua medium dengan kecepatan seismik berbeda. Gelombang ini akan merambat dengan sudut tertentu, tergantung pada perbandingan kecepatan gelombang di kedua medium.

Saat gelombang seismik mencapai lapisan dengan kecepatan lebih tinggi, sebagian energi gelombang akan merambat sepanjang batas lapisan. Gelombang yang kembali ke permukaan inilah yang diukur dan dianalisis.

Komponen Utama

  1. Sumber Gelombang
    • Biasanya berupa palu seismik (hammer), ledakan kecil (blasting), atau vibrator yang menghasilkan gelombang seismik.
  2. Geophone
    • Alat yang digunakan untuk mendeteksi dan merekam gelombang seismik yang kembali ke permukaan.
  3. Seismograf
    • Perangkat perekam data seismik yang mencatat waktu tempuh gelombang seismik dari sumber hingga geophone.
  4. Perangkat Lunak
    • Digunakan untuk mengolah data seismik dan menghasilkan model bawah permukaan.

Proses Pengukuran

  1. Pemasangan Alat
    • Geophone dipasang dalam garis lurus di permukaan tanah dengan jarak tertentu.
    • Sumber gelombang ditempatkan di satu atau lebih lokasi sepanjang garis geophone.
  2. Generasi Gelombang
    • Gelombang seismik dihasilkan dari sumber dan merambat melalui lapisan bawah permukaan.
  3. Perekaman Data
    • Geophone merekam waktu tempuh gelombang seismik dan intensitasnya.
  4. Analisis Data
    • Data waktu tempuh dianalisis untuk menentukan kecepatan gelombang di setiap lapisan dan kedalaman batas lapisan.

Fungsi dan Aplikasi

Metode seismik refraksi memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai bidang, antara lain:

  1. Geoteknik dan Konstruksi
    • Menentukan kekuatan dan elastisitas tanah untuk desain fondasi bangunan, bendungan, atau jembatan.
    • Mengidentifikasi lapisan lemah atau zona keruntuhan.
  2. Eksplorasi Air Tanah
    • Mengidentifikasi akuifer dan menentukan kedalaman lapisan pembatas air.
  3. Eksplorasi Mineral
    • Mendeteksi lapisan batuan yang mengandung mineral atau batuan beku intrusif.
  4. Investigasi Vulkanik
    • Menilai lapisan bawah permukaan di sekitar gunung berapi untuk memantau aktivitas vulkanik.
  5. Studi Lingkungan
    • Mengidentifikasi lokasi kontaminasi atau zona keruntuhan bawah permukaan.

Keunggulan dan Keterbatasan

Keunggulan:

  • Memberikan informasi akurat tentang kecepatan gelombang dan sifat fisik batuan.
  • Dapat digunakan untuk kedalaman dangkal hingga menengah.
  • Cocok untuk studi stratigrafi sederhana.

Keterbatasan:

  • Tidak efektif jika terdapat lapisan dengan kecepatan lebih rendah di bawah lapisan dengan kecepatan lebih tinggi (hidden layer).
  • Memerlukan akses ke area yang cukup luas untuk pemasangan alat.
  • Hasil interpretasi memerlukan asumsi homogenitas lapisan batuan.

Interpretasi Data

Data seismik refraksi diolah untuk menghasilkan model kecepatan gelombang bawah permukaan. Dengan memplot waktu tempuh gelombang terhadap jarak (time-distance curve), dapat dihitung:

  • Kecepatan gelombang di setiap lapisan.
  • Ketebalan lapisan batuan.
  • Kemiringan atau orientasi lapisan.

Model yang dihasilkan dapat berupa profil dua dimensi yang menunjukkan batas antar lapisan dan distribusi kecepatan.

Kesimpulan

Metode seismik refraksi adalah teknik geofisika yang efektif untuk mempelajari struktur dan sifat lapisan bawah permukaan. Dengan kemampuan untuk mengukur kecepatan gelombang seismik, metode ini sangat berguna dalam eksplorasi sumber daya, penelitian geoteknik, dan studi lingkungan. Meskipun memiliki keterbatasan, jika dikombinasikan dengan metode geofisika lainnya, hasilnya dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif.

Metode Geofisika Geomagnetik: Prinsip, Teknik, dan Aplikasinya dalam Eksplorasi

 Metode Geofisika Geomagnetik: Prinsip, Teknik, dan Aplikasinya dalam Eksplorasi

Metode geomagnetik adalah salah satu teknik geofisika yang digunakan untuk mengukur variasi medan magnet bumi. Teknik ini sering dimanfaatkan dalam eksplorasi sumber daya alam, pemetaan geologi, dan penelitian geofisika. Dengan mendeteksi anomali medan magnet, metode ini dapat mengungkap keberadaan struktur bawah permukaan seperti formasi batuan, patahan, atau mineralisasi.

Pengertian Metode Geomagnetik

Metode geomagnetik adalah teknik investigasi geofisika yang mempelajari distribusi dan variasi medan magnet bumi yang dihasilkan oleh material magnetik di bawah permukaan. Anomali medan magnet terjadi karena variasi sifat kemagnetan batuan, seperti kandungan mineral magnetik (contohnya magnetit atau hematit).

Prinsip Kerja

Medan magnet bumi dipengaruhi oleh dua sumber utama:

  1. Medan Magnet Primer: Dihasilkan oleh inti bumi yang bersifat ferromagnetik.
  2. Medan Magnet Sekunder: Dihasilkan oleh batuan di kerak bumi yang memiliki sifat kemagnetan tertentu.

Metode geomagnetik mengukur intensitas medan magnet total atau komponennya (vertikal, horizontal, atau inklinasi) menggunakan magnetometer. Data tersebut kemudian diolah untuk mendeteksi anomali medan magnet yang mengindikasikan keberadaan struktur geologi tertentu.

Peralatan Utama

  1. Magnetometer
    • Mengukur intensitas medan magnet bumi.
    • Jenis-jenis magnetometer meliputi:
      • Proton Precession Magnetometer (PPM): Mengukur medan magnet berdasarkan resonansi proton.
      • Fluxgate Magnetometer: Mengukur komponen medan magnet secara langsung.
      • Overhauser Magnetometer: Kombinasi sensitivitas tinggi dan konsumsi daya rendah.
  2. GPS: Digunakan untuk mencatat posisi pengukuran secara akurat.
  3. Komputer atau Perangkat Lunak: Untuk pengolahan dan interpretasi data.

Teknik Pengukuran

Metode geomagnetik dilakukan dengan dua teknik utama:

  1. Pengukuran Darat (Ground Magnetic Survey)

Pengukuran dilakukan pada grid tertentu di permukaan tanah. Data intensitas medan magnet diambil pada setiap titik, menghasilkan peta distribusi medan magnet.

  1. Pengukuran Udara (Airborne Magnetic Survey)

Pengukuran dilakukan menggunakan pesawat terbang atau drone yang membawa magnetometer. Teknik ini efisien untuk area yang luas atau sulit dijangkau.

Fungsi dan Aplikasi

Metode geomagnetik memiliki berbagai aplikasi dalam eksplorasi dan penelitian, antara lain:

  1. Eksplorasi Mineral
    • Mendeteksi deposit mineral magnetik seperti bijih besi, nikel, atau emas yang terkait dengan intrusi magma.
  2. Pemetaan Struktur Geologi
    • Mengidentifikasi patahan, lipatan, atau intrusi batuan beku.
  3. Eksplorasi Migas
    • Membantu memetakan struktur bawah permukaan yang berpotensi menjadi reservoir hidrokarbon, seperti perangkap struktural.
  4. Arkeologi
    • Mengidentifikasi sisa-sisa struktur kuno atau situs arkeologi yang terkubur.
  5. Pemantauan Vulkanik
    • Mengukur perubahan medan magnet untuk mendeteksi aktivitas vulkanik.
  6. Studi Lingkungan
    • Mengidentifikasi pencemaran logam berat di tanah.

Proses Interpretasi Data

  1. Pengolahan Data Data yang diambil di lapangan diproses untuk menghilangkan gangguan, seperti efek medan magnet harian atau regional.
  2. Analisis Anomali Anomali magnetik dianalisis untuk menentukan lokasi dan kedalaman sumbernya. Teknik inversi digunakan untuk menghasilkan model bawah permukaan yang sesuai dengan data anomali.
  3. Korelasi dengan Data Geologi Anomali magnetik dikaitkan dengan data geologi untuk menginterpretasi jenis batuan, struktur, atau mineralisasi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:

  • Non-destruktif dan ramah lingkungan.
  • Mampu mencakup area yang luas dengan biaya relatif rendah.
  • Sensitif terhadap keberadaan mineral magnetik.

Kekurangan:

  • Tidak memberikan informasi langsung tentang jenis batuan non-magnetik.
  • Interpretasi anomali magnetik memerlukan data geologi tambahan untuk meningkatkan akurasi.

Kesimpulan

Metode geomagnetik adalah alat penting dalam eksplorasi sumber daya alam dan penelitian geologi. Dengan mengukur variasi medan magnet bumi, teknik ini dapat memberikan informasi tentang struktur dan sifat material bawah permukaan. Meskipun memiliki keterbatasan, metode ini sangat efektif jika dikombinasikan dengan teknik geofisika lainnya.

 

Metode Geolistrik: Prinsip, Teknik, dan Aplikasinya dalam Eksplorasi

 Metode Geolistrik: Prinsip, Teknik, dan Aplikasinya dalam Eksplorasi

Metode geolistrik adalah salah satu teknik geofisika yang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat fisik bawah permukaan bumi berdasarkan distribusi resistivitas listriknya. Metode ini sering digunakan dalam eksplorasi sumber daya alam, investigasi lingkungan, dan studi geoteknik. Dengan mengukur respon bawah permukaan terhadap arus listrik yang diberikan, metode ini dapat membantu mengidentifikasi struktur geologi, mendeteksi lapisan air tanah, hingga mengidentifikasi mineral berharga.

Pengertian Metode Geolistrik

Metode geolistrik adalah teknik investigasi geofisika yang memanfaatkan sifat resistivitas atau hambatan listrik batuan untuk menentukan karakteristik bawah permukaan bumi. Resistivitas adalah kemampuan material untuk menahan aliran arus listrik, yang bergantung pada jenis material, kandungan air, dan mineral dalam batuan tersebut.

Prinsip Kerja

Prinsip dasar metode geolistrik adalah dengan mengalirkan arus listrik ke dalam bumi melalui dua elektroda arus (C1 dan C2), kemudian mengukur potensial listrik yang dihasilkan dengan dua elektroda potensial (P1 dan P2). Data resistivitas diperoleh dengan menganalisis hubungan antara arus yang dialirkan, perbedaan potensial yang terukur, dan jarak antar elektroda.

Resistivitas semu dihitung menggunakan rumus:

di mana:

  • K: faktor geometrik tergantung pada konfigurasi elektroda,
  • ΔV: perbedaan potensial,
  • I: arus listrik.

Konfigurasi Elektroda

Metode geolistrik memiliki beberapa konfigurasi elektroda, yang menentukan pola penyebaran arus listrik dan keakuratan hasil pengukuran. Konfigurasi umum meliputi:

  1. Wenner Configuration
    • Jarak antar elektroda tetap, menghasilkan sensitivitas tinggi pada lapisan dangkal.
    • Cocok untuk survei stratigrafi sederhana.
  2. Schlumberger Configuration
    • Jarak elektroda arus diperbesar sementara elektroda potensial tetap, menghasilkan sensitivitas terhadap lapisan dalam.
    • Cocok untuk survei vertikal (Vertical Electrical Sounding, VES).
  3. Dipole-Dipole Configuration
    • Elektroda arus dan potensial diletakkan dalam pasangan yang terpisah.
    • Cocok untuk pemetaan lateral dan identifikasi struktur kompleks.
  4. Pole-Dipole Configuration
    • Satu elektroda arus diletakkan jauh dari elektroda lainnya, menghasilkan cakupan area yang lebih luas.
    • Cocok untuk investigasi pada daerah dengan struktur besar.

Fungsi dan Aplikasi

Metode geolistrik memiliki berbagai aplikasi penting dalam berbagai bidang:

  1. Eksplorasi Air Tanah
    • Mendeteksi keberadaan dan kedalaman akuifer.
    • Mengidentifikasi kualitas air berdasarkan resistivitasnya.
  2. Eksplorasi Mineral
    • Mengidentifikasi keberadaan mineral bijih berdasarkan resistivitas yang rendah.
  3. Pemetaan Struktur Geologi
    • Menentukan keberadaan patahan, lipatan, atau batuan dasar.
  4. Geoteknik dan Rekayasa Sipil
    • Menilai kestabilan tanah sebelum pembangunan.
    • Mengidentifikasi zona keruntuhan atau rongga bawah tanah.
  5. Lingkungan
    • Menentukan area kontaminasi limbah cair.
    • Mendeteksi pencemaran air tanah.
  6. Geotermal
    • Mengidentifikasi lapisan batuan panas untuk potensi energi panas bumi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:

  • Non-destruktif, sehingga tidak merusak lingkungan.
  • Biaya relatif rendah dibanding metode pengeboran.
  • Mampu memberikan informasi dalam skala besar dan mendalam.

Kekurangan:

  • Rentan terhadap gangguan noise dari lingkungan, seperti arus listrik buatan.
  • Hasil interpretasi tergantung pada model inversi yang digunakan.
  • Tidak memberikan data langsung tentang jenis material, hanya resistivitasnya.

Proses Interpretasi Data

Data resistivitas semu yang diperoleh dari lapangan diolah menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan model bawah permukaan. Model ini biasanya berupa profil 2D atau 3D yang menunjukkan distribusi resistivitas dalam bumi. Interpretasi dilakukan dengan mencocokkan pola resistivitas terhadap litologi dan kondisi geologi yang diketahui.

Kesimpulan

Metode geolistrik adalah teknik investigasi bawah permukaan yang andal dan serbaguna. Dengan mengukur resistivitas listrik, metode ini memberikan informasi penting untuk eksplorasi sumber daya, analisis lingkungan, dan investigasi geoteknik. Walaupun memiliki keterbatasan, kombinasi dengan metode geofisika lainnya sering kali memberikan hasil yang lebih akurat dan komprehensif.

 

Log Gamma Ray: Pengertian, Fungsi, dan Aplikasinya dalam Industri Migas

    Log gamma ray (GR) adalah salah satu metode pengukuran yang sering digunakan dalam dunia eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi (migas). Alat ini mengukur intensitas radiasi gamma alami yang dipancarkan oleh batuan di bawah permukaan bumi. Data yang dihasilkan oleh log gamma ray memberikan informasi penting tentang sifat litologi batuan dan kandungan mineralnya.

Pengertian Log Gamma Ray

    Log gamma ray adalah salah satu jenis log geofisika yang mengukur emisi radiasi gamma alami dari batuan. Radiasi gamma ini terutama dihasilkan oleh peluruhan unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium, dan kalium. Kandungan unsur-unsur ini bervariasi pada setiap jenis batuan, sehingga memungkinkan identifikasi litologi berdasarkan intensitas radiasi yang terdeteksi.

Prinsip Kerja

    Log gamma ray dilakukan dengan menurunkan alat logging yang dilengkapi detektor radiasi gamma ke dalam lubang bor. Saat alat bergerak ke bawah atau ke atas, ia merekam intensitas radiasi gamma pada berbagai kedalaman. Hasil pengukuran ini ditampilkan dalam bentuk grafik atau log yang menunjukkan variasi intensitas gamma terhadap kedalaman.

Fungsi dan Manfaat

Log gamma ray memiliki berbagai fungsi penting dalam industri migas, antara lain:

  1. Identifikasi Litologi
    • Digunakan untuk membedakan jenis batuan, seperti serpih (shale) yang kaya unsur radioaktif dengan batuan pasir (sandstone) atau karbonat yang cenderung memiliki radiasi lebih rendah.
  2. Penentuan Zona Reservoir
    • Membantu dalam mengidentifikasi zona yang berpotensi menjadi reservoir hidrokarbon dengan membedakan lapisan serpih (non-reservoir) dan batuan pasir atau karbonat (reservoir).
  3. Korelasi Antar Sumur
    • Data log gamma ray dari beberapa sumur dapat digunakan untuk mengkorelasikan lapisan batuan di berbagai lokasi.
  4. Penentuan Konten Serpih
    • Mengukur kandungan serpih dalam suatu formasi, yang penting untuk mengevaluasi kualitas reservoir.

Interpretasi Log Gamma Ray

    Interpretasi log gamma ray bergantung pada pola dan nilai radiasi yang terukur. Umumnya, serpih menghasilkan nilai gamma ray tinggi karena kandungan uranium, thorium, dan kalium yang lebih tinggi. Sebaliknya, batuan pasir atau karbonat yang bersih akan menunjukkan nilai gamma ray rendah. Nilai ini sering diukur dalam satuan API (American Petroleum Institute).

  • Nilai Gamma Ray Tinggi: Menunjukkan keberadaan serpih atau batuan yang kaya mineral radioaktif.
  • Nilai Gamma Ray Rendah: Menunjukkan keberadaan batuan pasir, karbonat, atau batuan non-radioaktif lainnya.

Aplikasi Lanjutan

Selain dalam eksplorasi migas, log gamma ray juga digunakan dalam:

  • Eksplorasi Uranium dan Thorium: Untuk mencari endapan mineral radioaktif.
  • Pemantauan Lingkungan: Mengukur radiasi alami di tanah dan air.
  • Eksplorasi Geotermal: Untuk memahami karakteristik batuan bawah permukaan.

Kesimpulan

    Log gamma ray adalah alat penting dalam eksplorasi migas yang memberikan informasi tentang litologi dan sifat batuan di bawah permukaan. Kemampuannya untuk membedakan batuan reservoir dari serpih membuatnya sangat berharga dalam perencanaan pengeboran dan eksploitasi hidrokarbon. Dengan pemrosesan dan interpretasi yang tepat, data log gamma ray dapat meningkatkan efisiensi eksplorasi dan produksi migas.

Sesar Naik, Sesar Turun, dan Sesar Geser: Pengertian, Proses, dan Dampaknya

 Pendahuluan

Sesar adalah suatu zona patahan di mana terjadi pergeseran batuan di sepanjang retakan atau patahan tersebut. Sesar terbentuk akibat adanya pergerakan kerak bumi yang disebabkan oleh gaya tektonik, seperti gaya kompresi, ekstensial, atau geseran horisontal. Berdasarkan arah pergerakan batuan yang terjadi di sepanjang patahan, sesar dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: sesar naik (thrust fault), sesar turun (normal fault), dan sesar geser (strike-slip fault). Masing-masing jenis sesar ini memiliki ciri khas dan proses yang berbeda, serta dampak yang beragam terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

1. Sesar Naik (Thrust Fault)

Pengertian: Sesar naik adalah jenis sesar di mana blok batuan yang lebih tinggi bergerak naik relatif terhadap blok batuan yang lebih rendah. Sesar ini terjadi akibat adanya gaya kompresi yang mendorong kerak bumi menjadi lebih rapat. Sesar naik umumnya ditemukan di daerah yang mengalami konvergensi, yaitu di mana dua lempeng tektonik bergerak saling mendekat.

Proses Terbentuknya: Pada sesar naik, dua blok batuan yang terpisah oleh sesar bergerak saling bertabrakan, dengan blok yang lebih tinggi bergerak ke atas di atas blok yang lebih rendah. Proses ini sering kali terjadi pada zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik didorong ke bawah oleh lempeng lainnya.

Contoh dan Lokasi: Sesar naik banyak ditemukan di daerah pertemuan dua lempeng tektonik yang mengalami kompresi, seperti Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Andes. Di Indonesia, sesar naik juga dapat ditemukan di daerah pertemuan lempeng Sunda dan lempeng Australia.

Dampak: Sesar naik dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi yang kuat, karena pergeseran yang terjadi dapat memicu pelepasan energi secara tiba-tiba. Selain itu, sesar ini juga berpotensi membentuk pegunungan atau cekungan baru, yang mempengaruhi lanskap dan ekosistem di sekitarnya.


2. Sesar Turun (Normal Fault)

Pengertian: Sesar turun adalah sesar di mana blok batuan yang lebih tinggi bergerak turun relatif terhadap blok batuan yang lebih rendah. Sesar ini terjadi akibat gaya ekstensional atau tarikan yang menyebabkan kerak bumi merenggang. Sesar turun biasanya ditemukan di daerah yang mengalami pemekaran, yaitu di mana dua lempeng tektonik saling menjauh.

Proses Terbentuknya: Pada sesar turun, dua blok batuan terpisah oleh sesar dan salah satu blok mengalami penurunan posisi relatif terhadap blok lainnya. Gaya ekstensional menyebabkan kerak bumi tertarik, sehingga terbentuklah sesar turun yang mengarah ke bawah. Proses ini dapat menciptakan lembah atau cekungan.

Contoh dan Lokasi: Sesar turun banyak ditemukan di daerah yang mengalami pemekaran kerak bumi, seperti di Rift Valley di Afrika Timur dan wilayah Great Basin di Amerika Serikat. Di Indonesia, sesar turun dapat ditemukan di beberapa bagian wilayah yang mengalami pemekaran kerak, seperti di wilayah Jawa bagian timur.

Dampak: Sesar turun dapat membentuk lembah atau cekungan yang luas, yang terkadang menjadi tempat akumulasi air atau sedimen. Di samping itu, gempa bumi yang disebabkan oleh sesar ini biasanya lebih kecil intensitasnya dibandingkan dengan sesar naik. Namun, aktivitas sesar turun dapat mempengaruhi penggunaan lahan, terutama di daerah yang rawan longsor atau banjir.


3. Sesar Geser (Strike-Slip Fault)

Pengertian: Sesar geser adalah sesar di mana pergerakan relatif antara dua blok batuan terjadi secara horizontal, bukan vertikal. Dalam sesar geser, satu blok batuan bergerak ke kiri atau ke kanan relatif terhadap blok yang lain. Sesar geser biasanya terjadi di daerah yang mengalami gaya geser horisontal.

Proses Terbentuknya: Pada sesar geser, pergerakan terjadi hampir sejajar dengan permukaan tanah, dengan gaya tektonik yang menyebabkan pergeseran lateral antar dua blok. Gerakan ini tidak menyebabkan perubahan besar pada ketinggian atau kedalaman tanah, tetapi dapat menyebabkan pergeseran garis pantai, jalur rel kereta api, atau jalan raya.

Contoh dan Lokasi: Sesar geser yang paling terkenal adalah Sesar San Andreas di California, Amerika Serikat. Sesar ini merupakan salah satu sesar geser terbesar di dunia dan terkenal karena aktivitas gempa bumi yang sering terjadi di sepanjang sesar ini.

Dampak: Sesar geser dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan yang berada di sepanjang sesar. Gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan sesar geser sering kali menghasilkan pergeseran yang cukup besar secara horizontal, yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan di daerah yang terpengaruh.


Jenis Sesar

Arah Pergerakan

Penyebab Utama

Contoh

Sesar Naik

Vertikal (naik)

Gaya kompresi

Pegunungan Himalaya & Andes

Sesar Turun

Vertikal (turun)

Gaya ekstensional

Rift Valley & Great Basin

Sesar Geser

Horizontal

Gaya geser horizontal

Sesar San Andreas


Kesimpulan

    Sesar naik, sesar turun, dan sesar geser merupakan tiga jenis utama sesar yang terbentuk akibat pergerakan kerak bumi yang dipengaruhi oleh gaya tektonik. Setiap jenis sesar memiliki proses terbentuk yang berbeda dan dampak yang bervariasi terhadap lingkungan dan manusia. Pahami karakteristik masing-masing sesar ini sangat penting untuk mitigasi bencana, perencanaan wilayah, dan pemahaman lebih dalam mengenai dinamika bumi.


Metode Geofisika Mikroseismik: Prinsip, Kegunaan, dan Dasar Teori

1. Pendahuluan      Metode geofisika mikroseismik adalah salah satu teknik dalam geofisika yang digunakan untuk mempelajari struktur bawah p...